Hiu paus Di Botubarani Gorontalo ( foto : cumilebay.com) Sehari Tembus 1000 Kunjungan Walaupun menuai pro kontra karena banyak hiu yang luka, tapi objek wisata Hiu Paus yang terletak di Desa Botu Barani Kecamatan Kabila Bone, kini menduduki peringkat kedua kunjungan wisatawan terbanyak setelah Raja Ampat Papua. Upaya promosi pun terus dilakukan berbagai pihak terutama Pemerintah Provinsi Gorontalo. Sejumlah media nasional pun sengaja didatangkan kementrian pariwisata, untuk mendongkrak popularitas hiu paus. Di Gorontalo sendiri, keberadaan Hiu Paus berada didua titik. Pertama di Desa Botu Barani yang kedua di Saronde Gorontalo Utara, tapi yang paling banyak dikenal wisatawan adalah Botu Barani. Bahkan, kata Kadis Pariwisata Jamal Nangro tercatat sejak Hari Raya Idul Fitri 6 Juli kemarin, per hari ada 1000 kunjungan wisatawan lokal, maupun wisatawan asing. Jamal pun membantah kalau dikatakan wisata Gorontalo kurang promosi. Buktinya, ada 15 media elektronik nasional yang sengaja didatangkan, untuk liputan khusus di tiga titik objek wisata unggulan. Pertama di Hius Paus Botu Barani, kedua Saronde dan ketiga Pulo Cinta. “kenaikan kunjungan wisata di Gorontalo, naik 100 persen, sejak tiga objek wisata itu gencar dipromosikan,” ungkapnya. Sayang, Jamal belum bisa merinci data lengkapnya, baik sekala persentase atau detail, tentang kunjungan wisatawan hingga dampak ekonominya, dengan alasan data-datanya masih diolah. Sementara itu, dari penuturan warga sekitar, keberadaan Hiu Paus sebenarnya bukan nanti ada kali ini. Tapi sudah ada sejak 6 tahun silam. Bahkan, warga sekitar sudah hafal benar, kapan saja waktu-waktu kedatangan hiu paus hingga jalurnya saat mencari makan. Biasanya kata warga, tak cuma di Botu Barani, hiu paus juga sering mencari makan hingga ke kawasan pelabuhan. Hiu paus datang ke lokasi itu, karena tertarik dengan limbah udang yang dibuang oleh pabrik yang berada di dekat pantai. “sebenarnya itu sudah lama, tapi nanti baru-baru ini, dikenal warga setelah ada bule (wisatawan asing) yang upload ke sosmed, ” ungkap salah seorang nelayan. Sejak didatangi wisatawan, warga sekitar ketiban rezeki nomplok. Keuntungan diraup dari biaya sewa perahu, parkiran, makan minum, hingga limbah kepala udang yang dijual 20 ribu/kantong. si pemilik pabrik pun tak mau ketinggalan, kalau sebelumnya limbah kepala udang dibuang percuma, kini dijual ke warga sekitar. Turis lokal cukup membayar Rp. 45 ribu dengan kapasitas satu perahu 3 orang. Nanti, pemilik perahu akan mengantarkan pengunjung ke lokasi hiu paus. Cara panggilnya pun cukup sederhana, hanya dengan mengetuk-ngetuk badan perahu, hiu paus akan mendekat. Agar bisa mengelus kepalanya, maka pengunjung harus memberi makan. Yang hobi snorkling, hanya mengeluarkan biaya sedikit. kata warga, jumlah hiu paus ada sekitar 13 ekor, tapi yang sering kelihatan hanya 3 sampai 6 ekor saja.
Hiu Paus Sepopuler Raja Ampat
TAGS :
COMMENTS